Sushi buatan sendiri lho! (photo by Wira N) |
Sebelum membaca
lebih lanjut, saya sarankan bagi muslim traveler yang ingin berkunjung ke
Okayama tapi khawatir akan masalah kehalalan makanan wajib mengetahui tentang LOGO PEACHMARK. Logo Peachmark ini bisa
menjadi acuan kalau kita ingin mencari makanan atau penginapan yang punya set
menu makanan yang halal ya gengs.
Peach Mark 1
menandakan bahwa restoran tersebut punya menu berbahasa Inggris dan akan ada
tanda jika ada makanan yang mengandung pork atau turunannya.
![]() |
Peach Mark 1 |
Peach Mark 2 ini tingkatannya nya lebih tinggi. Jauh lebih strict aturannya. Restoran/hotel harus punya sertifikasi Peach Mark 1 terlebih dahulu baru bisa mendapat Mark 2. Jika restoran punya logo ini, ia harus mempunyai menu vegetarian, dan menu yang tidak mengandung pork dan alkohol sama sekali. Biasanya, hotel atau penginapan yang memilik logo Peach Mark (tanya saja ke resepsionisnya) bakalan ada penunjuk arah kiblat bahkan tempat untuk solat seperti di hotel Granvia Okayama yang saya inapi kemaren. Nice!
![]() |
Peach Mark 2 |
1. Menikmati
Buah Persik, Buah Yang Bentuknya Aneh?
Bauh Persik, bukan Dewi Persik. |
Sebagai penghasil buah-buahan segar, Okayama menyajikan pengalaman mencoba salah satu buah unggulan kota Okayama yaitu buah Peach atau buah Persik. Jujur aja ini adalah pertama kalinya saya mencoba si buah Persik ini. Kalau dilihat, buah peach ini bentuknya seperti apel tapi nggak sempurna karena bentuknya sebagian seperti bagian tubuh manusia untuk buang air besar. Warnanya merah agak kekuning-kuningan, tapi nggak merah mentereng seperti apel merah yang biasa kita temukan di pasar modern.
Di Kebun Oumi No
Sato, salah satu penghasil buah persik, saya mencoba makan langsung buah persik
yang sudah matang lalu mencoba buah persik yang sudah di olah menjadi es krim.
Kebetulan karena cuaca lagi panas-panasnya (hampir 38 derajat!) paling cocok
makan buah dan minum yang seger-seger, apalagi Mbak yang menyajikannya juga
seger banget untuk dipandang. Harga per buahnya sekitar 400 yen, berarti
sekitar 55 ribu rupiah, PER BUAH!
Buah Persik ini
kulitnya berbulu halus, jadi wajib kamu kupas dulu sebelum dimakan. Menurut
saya sih nggak bisa langsung digigit kayak apel ya, bulunya itu lho. Setelah
itu tinggal langsung kunyah. Percayalah, gigitan pertama akan bikin jatuh
cinta. Teksturnya yang empuk, lalu juicy banget, serta harum yang sangat
menusuk dijamin deh bikin mau tambah terus. Apalagi, es krimnya yang endess
banget paling cocok dinikamti saat musim panas. Es krim peach dengan topping
buah peach asli ditemani mbak pemilik cafĂ© Peach.. Duh….
2. Shine
Muscat, Anggur Termahal di Jepang
Saya berani
tantang kamu, berapa mahal anggur yang pernah kamu makan? Saya pernah makan
anggur Shine Muscat seharga 1,3 juta rupiah per kilo! Wadaw!
Di Jepang, memang
buah-buahan apalagi anggur terkenal mahal. Untungnya, saya waktu itu datang ke Ishihara Farm yang
letaknya dipinggiran kota. Disini, dikembang biakkan berbagai jenis anggur
mulai anggur biasa sampai anggur Shigyoku (200 yen/100gr) , Delaware
(200yen/100gr), sampai Shine Muscat yang merupakan anggur kualitas tertinggi
dengan harga 300 yen per 100 gram! Tapi serius anggur di Ishihara Farm emang
worth to buy banget. Alasannya pertama anggurnya seadless alias gak ada
bijinya, yang kedua manis banget gak ada asam-asamnya sama sekali, ketiga
setiap anggur punya rasa dan tekstur yang berbeda, keempat kita bisa memilih
dan memetik secara langsung dikebunnya, dan terakhir harganmya sangat murah
dibandingkan harga pasaran!
Bayangin aja,
Shine Muscat di Ishihara Farm yang hanya 3000 yen perkilonya (sekitar 490 ribu
rupiah) sangat murah jika dibandingkan Shine Muscat di pasar atau di market
yang bisa sampai 10.000 yen alias 1,3 juta rupiah perkilonya!
3. Makan Kobe
Beef, Beef Termahal Sedunia?
ONE OF THE BEST
BEEF EVER! Saya nggak mau bohong dan nggak mau hoax, daging sapi asal daerah
Kobe ini emang daging sapi nomor satu di Jepang, mungkin juga di dunia karena
udah terkenal sekali. Untuk mendapatkan kobe beef yang berkualitas dan punya
label asli, banyak banget lho persyaratan yang harus dilalui. Menurut empunya
yang punya resto Megu tempat dimana saya mencoba si Kobe Beef ini, si sapi
harus dikembang biakkan di Jepang, lalu sapinya juga harus happy lho. Makanya
sapinya dirawat dengan sangat baik dan diberikan makanan dengan kualitas tinggi
agar si sapi sehat dan memiliki daging yang luar biasa juara. Nanti tingkat
lemak, keempukan, kadar air, dan lain-lain menjadi salah satu factor penentu
apakah daging ini masuk dalam kualitas Kobe Beef atau tidak.
Di Restoran Megu, kami bisa memilih bagaimana
Kobe Beef ini dimasak. Bisa dimakan dengan cara shabu-shabu (direbus dengan air
biasa) atau dengan cara sukiyaki (di rebus dengan kuah manis lalu dicelupin ke
telor). Saya memilih sukiyaki karena rasanya manis-manis gimana gitu. Dan
percayalah, dagingnya super empuk, lemaknya pas, dan pas dicocol ke telor.. tak
ada duanya. Makanya, harganya bisa sampai 1,3 juta per porsi. Terbilang lumayan
mahal sih untuk itungan satu porsi, tapi worth banget sama pengalaman dan rasa
yang kamu dapat. Sumpaaaah! Jangan khawatir, disini Kobe Beefnya halal kok.
Orang mungkin udah nggak heran dengan yang
namanya sushi karena sushi udah jadi hal umum di Indonesia. Tapi bikin sushi
sendiri dan dimentori oleh salah satu master sushi, mungkin merupakan
pengalaman yang berbeda. Di Kidoairaku yang merupakan salah satu restoran sushi
di Okayama, saya dan teman-teman belajar langsung bagaimana membuat sushi yang
baik. Terlihat mudah karena pada intinya adalah bagaimana caranya menaruh nasi
kepal diantara topping seperti salmon, tuna, unagi, cumi, dan lain-lain. Tapi
ternyata nggak sesimpel itu karena kamu harus tahu segimana jumlah nasi yang
pas, lalu gimana cara melipat toppingnya, dan etika menyajikan sushi. Menurut
master, butuh beberapa tahun untuk menjadi seorang master yang bisa menyajikan
sushi secara proper dan berkualitas tinggi! Wuihhhh!
Udah bukan rahasia lagi kalau orang Jepang
menjamu tamu atau bikin acara syukuran gitu, dijamin bakal ada tea ceremony dan
kue-kue kecil khas Jepang. Ternyata untuk membuat teh dan kue kecil itu juga
nggak sembarangan, ada masternya juga lho. Disini kami diajarin gimana caranya
mengolah matcha tea, yang ternyata teh nya pahit banget. Maklum, saya lidah
Indonesia jadi biasanya teh itu pakai gula yang bikin jadi manis. Giliran
dikasih teh yang tanpa gula dan diseduh sendiri secara manual, paiiittnya bukan
main. Eits tapi jangan salah, meskipun begitu, teh matcha ini sehat banget lho.
Gak heran hidup orang Jepang panjang-panjang, minumnya aja sehat semua.
Selain itu, saya juga belajar gimana caranya buat
kue kecil gitu. Gak ngerti nama kuenya apa, tapi cara bikinnya itu kayak kita
mainan lilin jaman dulu. Diputer-puter, di bentuk bulat, terus dikasih topping
kacang merah gitu. Rasanya manissssss banget. Saya pribadi juga lupa
campurannya apa saja, tapi yang jelas aromanya seperti adonan kue gitu.
Langsung di makan, nggak perlu dimasukin ke dalam oven lagi.
Ya itulah beberapa petualangan kuliner saya
selama di Okayama. Post selanjutnya bakalan membahas kegiatan apa saja yang
bisa kamu lakukan kalau kamu ke Okayama selain makan. See you again!
Credit beberapa Photo: Mas Wira
Apaqa yg tinggal di Okayama horang khaya semua mas? Buahnya aza mahal mahal :(
ReplyDeleteHello matee great blog post
ReplyDelete