 |
Gembok Cinta. |
Kalau
kamu sering ngikutin cerita perjalananku di Instagram Catatan Backpacker,
kemungkinan besar kamu akan tahu isi dari catatan perjalananku kali ini. Ya,
gapapalah ya agak sedikit di ulang. Siapa tahu banyak yang belum membaca
tentang keunikan di Pulau Kumala.
Sesampainya
di Bandara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan,
kami langsung saja bergegas menunggu mobil yang akan menjemput kami. Ternyata,
mobilnya besar banget guys! Karena sebagian teman-teman Blogger Kalimantan
Timur belum datang (Kemenpar juga mengundang beberapa blogger asli Kaltim,
yaitu Mas Jo @ranselusang dan Kak Friska @cintadonat). Jadi mobil yang harusnya
muat 13 orang, hanya diisi 5 orang saja. Tumpek blek dah serasa boss kaki udah
kemana-mana dalam mobil.
Perjalanan
dari Bandara menuju Samarinda memakan waktu hampir tiga jam lamanya. Saya yang
tak sempat sarapan, langsung menghajar roti yang diberikan oleh Ode. Dasar
perut karet, ternyata tak cukup juga. Akhirnya, mau tidak mau saya membeli dua
buah potong ayam goreng krispi yang berukuran cukup besar untuk mengganjal
perut. Dan keputusan itu ternyata SALAH BESAR!
"Guys,
nanti kita makan di rumah makan masakan khas Banjar gitu ya." kata Mas
Ain.
"Mas,
langsung banget nih? Baru aja abis dua potong ayam" jawabku sambil
ngunyah.
"Siapa
yang suruh makan, makanya sabar." jawab Mas Ain diikuti tawa teman-teman.
Dan
benar saja, kami mampir dirumah makan Banjar Sari yang merupakan restoran
prasmanan yang menjual aneka masakan Banjar. Disini asli saya kecela banget,
soalnya perut udah penuh. Mata sih masih kegoda, tapi ya perut gak bisa
dibohongin. Daripada mubazir, yaudah deh saya cobain satu persatu. Eh dasar perut
karet, taunya semuanya abis dilahap.
 |
Rumah Makan Banjar Sari, khas Banjar! |
Singkat
cerita, usai makan kami melanjutkan perjalanan ke hotel yang bernama unik.
Namanya The Hotel. Nggak ngerti lagi kenapa namanya the Hotel. Ya biar gampang
kali yak. Jadi kalau ditanya lo nginep dimana, dengan enaknya jawab "gue
nginep di The Hotel.". Gue jamin pasti temen lo bakal nanya balik
"Iya gue tau di Hotel, nama Hotelnya apa?" begitulah seterusnya
sampai dunia kebalik.
 |
The Hotel, tempat kami menginap. |
Usai
bebersih dengan waktu super singkat (hanya 30 menit saja), kami menjajaki
destinasi pertama kami, yaitu Pulau Kumala yang terletak di Kota Tenggarong,
Kabupaten Kutai Kartanegara. Dibilang pulau sih ya bukan juga pulau, karena
lokasinya bukan di laut tapi ditengah-tengah sungai besar. Mungkin lebih
tepatnya dataran yang terangkat kali ya.
Nah,
untuk menuju si Pulau Kumala, kami harus menyebrangi dua jembatan. Pertama
adalah jembatan Kutai Kartanegara, lalu jembatan Repo-Repo yang menghubungkan
dataran Tenggarong dengan Pulau Kumala. Khusus jembatan yang pertama disebut
yaitu jembatan Kutai Kartanegara, dulunya ini jembatan pernah mengalami musibah
yaitu ambruk pada tanggal 26 November tahun 2011. Ambruknya bener-bener ambruk,
patah ditengah. Nah untungnya saat ini sudah diperbaiki dan diperkuat jadinya
sudah aman dilewati meskipun sedikit was-was saat mendengar ceritanya.
 |
Jembatan Kutai Kartanegara yang dulu pernah patah. |
Ini
nih yang unik! Saat kami menyebrangi pulau Kumala via Jembatan Repo-Repo,
sepanjang jembatan bakalan banyak gembok yang terpasang di
railing jembatan. Bukan sembarang gembok, tapi... gembok cinta.
Gembok cinta itu gembok yang ada tulisan I love kamu gitu-gitu lah. Katanya sih
kalau yang masang gembok cinta, nanti cintanya akan tergembok jadi gak akan
berpaling. Nyatanya sih nggak, ternyata saya malah nemuin gembok yang
dicoret-coret di salah satu nama. Mungkin udah putus jadi gemboknya dicari lagi
terus dicoret deh. Patah hati nih ye...
 |
Berfoto di Jembatan Repo-Repo dengan penari Erau. |
 |
Ini nih Gembok Cinta Repo-Repo! |
 |
Selfie Bersama! Si Ode dan Jo mana yak? |
Si
pulau Kumala dulunya juga merupakan tempat wisata macam Dufan yang ada di
Jakarta.
Kumala Fantasy Park namanya.
Sayang, taman bermain ini kurang dirawat, padahal punya potensi yang cukup
baik. Tapi karena adanya event Erau, Kumala Fantasy Park hari ini didatangi
oleh cukup banyak pengujung. Untuk masuknya juga murah hanya tujuh ribu rupiah
saja, jadi nggak perlu banyak mikir.
 |
Tiket Masuknya Hanya Tujuh Ribu Saja! |
 |
Dufannya Tenggarong nih! |
Akhirnya,
kami menghabiskan hari bersama di Pulau Kumala hingga matahari terbenam. Ah,
hari pertama kembali ke Kutai rasanya amat menyenangkan. Gak sabar untuk hari
esok!
jembatannya benar-benar sangat megah sekali.. :)
ReplyDelete