 |
Kebun Teh. |
Kegiatan kami hari ini adalah
mengunjungi Kabupaten Batang yang terletak di sebelah timur dari Kabupaten
Pekalongan. Saya pernah mendengar tentang Kabupaten Batang, tetapi tak pernah
tahu dimana letak tepatnya. Menurut Pak Yanto, Kabupaten Batang sekarang sedang
mencoba menggalakkan pariwisatanya. Di kabupaten Batang, ternyata banyak
menyimpan potensi destinasi wisata yang tak kalah menarik dengan destinasi
wisata di Kabupaten Pekalongan.
 |
Pemandangan sepanjang kebun teh. |
Kami berangkat sekitar pukul sembilan
pagi dari hotel menuju Kebun Teh Pagilaran yang terletak di desa Kalisari,
Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. Sepanjang jalan, pemandangan ala kebun teh
memanjakan mata. Mobil kami menempuh jalan yang berkelok-kelok bak puncak. Bedanya,
jalan disini jauh lebih sepi dibandingkan jalan di Puncak yang macetnya minta
ampun. Tanjakan disini masih bias dilahap dengan gigi dua, berbanding terbalik
dengan Petung Kriyono yang memaksa kami untuk selalu siap memindahkan gigi ke
gigi satu.
 |
PT Pagilaran. |
Bau khas daun teh mulai
tercium saat kami memasuki pabrik teh. Disana kami disambut oleh seorang guide
yang akan membawa kami mengelilingi pabrik. Pak Sutiyono, seorang laborat menyambut
kami secara hangat. Sebelum melihat proses langsung membuat teh, kami menunggu
disebuah ruang tamu dimana diruang itu juga terdapat toko oleh-oleh. Aneka
macam jenis oleh-oleh dijual disana, dari mulai macam-macam teh hingga snack seperti pisang sale hingga buah
carica yang biasa ditemukan di daerah Dieng.
 |
Jajanan di Ruang Tunggu. |
Tak lama kami menunggu, kami langsung diantar kedalam lokasi
proses pengumpulan teh. Awalnya, daun dipetik dari pohonnya. Nah, teh ini juga
beraneka ragam macamnya. Ada teh hijau, teh hitam, teh premium, hingga teh biasa untuk sekedar teman makan biscuit.
Usai dipetik, teh harus melewati proses pelayuan agar tak terjadi fermentasi dengan
beberapa aturan yang wajib diikuti. Salah satunya adalah pelayuan teh membutuhkan
suhu sekitar 28 derajat. Pelayuan teh dilakukan untuk mengurangi kadar air yang
ada di daun teh, karena teh yang bagus harus memiliki tingkat kadar air dibawah
50%.
 |
Proses pelayuan. |
 |
Pak Sutiyono, Laborat PT Pagilaran. |
Pak Sugiyono lalu mengantar
kami menuju kebun teh untuk melihat
langsung perbedaan antara dua jenis teh yang berbeda. Terdapat teh dengan jenis
sinensis dan jenis gambung. Menurut Pak Sugiyono, teh jenis gambung yang sering
disebut teh premium sudah di ekspor hingga Eropa dan Amerika Serikat. Hebat!
Selain itu, teh hasil kebun Pagilaran juga dipasarkan ke daerah sekitarnya seperti
Solo dan Semarang.
 |
Aneka Teh Pagilaran. |
Puas mengelilingi pabrik, kami
diantar menuju salah satu kedai teh yang berada dekat tak jauh dari pabrik.
Disana, kami diajak untuk mencoba aneka jenis teh hasil dari kebun Pagilaran.
Bermacam jenis teh yang disajikan, diantaranya adalah teh hitam, teh merah, teh
hijau, dengan kualitas premium ataupun kualitas biasa. Bedanya teh premium dan teh
biasa hanya dari bahannya saja. Kalau teh premium yang diolah hanya daunnya
saja, kalau teh biasa batangnya pun ikut diolah. Saya pribadi sih nggak bisa merasakan
mana yang premium dan mana yang biasa, soalnya kalau minum teh selalu pakai
gula. Gak tahan pahitnya euy.
 |
Minum Teh Bersama. |
Untuk teman-teman yang mampir ke Kabupaten Batang, wajib
banget mampir ke kebun teh Pagilaran, karena selain mencoba aneka teh yang
mungkin belum pernah kita coba, disana juga dapat mempelajari bagaimana proses
pembuatan teh. Jadi, jangan cuma bisa minumnya doing, guys!
Kalau soal agrowisata , pagilaran paling mumpuni sih
ReplyDeleteBetul. Nyaman banget kemarin main di Pagilaran. Ga pernah nyangka kalau Batang punya tempat-tempat seperti ini...
Deletesaya juga tiap sebulan sekali sering sana...sejuk buat ngilangin sumbek
ReplyDeleteseru banget kayanya main-main ke kebun teh, bisa dapet ilmu juga tentang berbagai macam teh yang ada..
ReplyDelete